Selasa, 21 Januari 2025

Bab 1

 “Kalian tidak akan bisa tenang. Kalian tidak akan pernah bisa bahagia, di atas air mata kami. Silahkan nikmati akibat dari perselingkuhyan yang sudah kau lakukan dengan orang lain.” Shaka langsung saja melempar sebuah benda yang menyerupai obor. Api sudah membara seperti amarah Shaka dan siap menghanguskan rumah yang ada di hadapannya.

Api itu membesar. Api itu membesar di tengah dinginnya udara malam di desa yang dikenal dengan sebutan desa Wanarandu. Tapi, dinginnya udara malam tidak berlaku untuk remaja yang baru saja menginjak usia 15 tahun. Sebuah kenyataan yangh sangat pahit harus dia terima. Tak ada pilihan lain. Dia harus melakukan semua ini demi martabat Ibunya yang dalam kondisi sakit dan harus mendapatkan perawatan di Rumah sakit. Bukan hanya kehormatan ibunya, tapi juga adiknya yanghb masih berusia 12 tahun. Amarah itu sudah terlanjur berkobar.

“Ini tidak seberapa. Ini tidak seberapa daripada usaha kalian melenyapkan Bunda. Kalian pikir bisa bermain dengan Shaka? Itu tidak akan mungkin. Aku akan menghancurkan semua yang kalian punya,” tetes demi tetes air mata dari remaja lelaki mengucur deras. Malam itu menjadi malam yang sangat menegangkan. Aksi Shaka yang bisa dibilang nekat, akan merubah semuanya. Aksi nekat dia yang membakar rumah beserta semua isinya. Tak ada satu barang yang bisa mnereka selamatkan, termasuk seluruh penghargaan yang pernah Shaka raih selama sekian tahun terakhir. Dia sangat sakit. Dia beranggapan, mereka diusir sang ayah tanpa membawa satu barang berharga yang seharusnya bisa menjadi tameng ke depannya. Kali ini, kedua orang itu juga harus meninggalkan semua benda berhargha yang bisa mereka pakai untuk melanjutkan hidup.

“Kebakaran. Kebakaran,” suara itu mengejutkan Shaka. Dia langsung saja bersembunyi. Terlihat beberapa warga mulai mendekat walaupun tidak terlalu dekat dengan rumah itu. Terlihat juga seorang lelaki yang tampak histeris dengan apa yang dia lihat. Melihat lelaki itub histeris, Shaka tampak tersenyum penuh kemenangan. Penuh kemenangan seperti bagaimana lelaki itu melihat wanita yang menjadi malaikatnya harus terkapar tak berdaya seperti saat ini.

Shaka akhirnya berlari. Dia berlari keluar desa. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan seseorang. Seseorang yang dia sangat mengenalinya.

“JANGAN!”

***

Sekitar 12 jam sebelum kejadian.

“Tolong! Kak, tolong Kak.” Seorang anak kecil tampak ketajutan. Dia terus berteriak meminta kakaknya untuik bisa menolongnya. Sebuah pisau sudah berkalung di leher gadis kecil itu siap melukai bocah itu.

“Shaka, hentikan! Kau apakan adikku?” seorang wanita datang dan langsung saja berteriak. Tampak wanita itu sangat takut. Dia tak ingin sampai anak kecil yang ada di hadapannya kenapa-napa.

“Aku bisa melepaskan dia, asal kau mau memenuhi permintaanku.”

“Shaka, tolong katakan. Apa yangb harus aku lakukan? Tolong katakan, Shaka. Aku akan lakukan apapun demi adikku.”

Shaka langsung saja menunjukkan sesuatu yang ada di ponsel yang sedang dia bawa. Sebuah video tak pantas yang menunjukkan pasangan sejoli yang melakukan hal yang sama sekali tak pantas. “Aku minta agar video itu kau sebar di media sosial. Tolong lakukan itu sekarang juga.”

“Nyebar? Video ini?” tampak wanita itub bergetar melihat video yang sangat tak pantas.

“Iya.”

“Kau tidak bercanda?”

“Apa aku terlihat seperti orang bercanda?” teriakan anak kecil yang bernama Zakiyah semakin kencang.

“Shaka? Kau serius memintaku untuk melakukan hal ini?”

“Aku serius. Kau bisa lakukan untukku dan anak ini?” Shaka tampak semakin mendekatkan senjata berbahaya itu ke leher anak yang ada di bawah kendalinya. Bocah mungil itu terus berteriak dan meminta agar kakaknya mau membebaskannya.

“Bisa. Aku bisa melakukannya. Aku bisa melakukanya. Tapi tolong, jangan apa-apakan anak itu.” Wanita itu tampak bergetar.

“Silahkan lakukan. Karena aku tau, kamu adalah admin salah satu akun medsos yang paling ramai di daerah ini.” Wanita itu tak bisa berbuat banyak. Dia hanya bisa melakukan apa yang Shaka minta.

“Sudah. Sudah aku lakukan.” Shaka tampak tersenyum melihat video itu sudah diposting. Dia mengembalikan anak itu pada wanita yang ada di hadapannya.

“Kak.”

“Sudah ya. Gak perlu menangis. Kamu gak apa-apa. Kamu bakal aman. Gak ada yang akan menyakiti kamu lagi.” Wanita yang bernama Rani tampak begitu lega saat adiknya bisa kembali dalam pelukannya.

Shaka akhirnya pergi. Tak lama, seorang lelaki berpakaian tentara datang dan melihat kedua keponakan yang sekarang ada dalam perawatannya sedang menangis.

“Nduk, ini kenapa, Nduk? Apa yang terjadi sama kalian?”

“Shaka, Pakdhe.”

“Shaka? Kenapa Shaka? Dia tidak macam-macam kan sama kalian?”

“Enggak. Tadi, dia memaksaku untuk posting video ini, Pakdhe.” Rani langsung saja menunjukkan sesuatu yang ada di ponselnya. Lelaki yang bernama Farhan langsung saja terbelalak. Sebuah voideo yang jelas memperlihatkan Raka – ayah Shaka – tengah melakukan hal yang sangat tidak pantas dengan wanita yang jelas bukan istrinya.

“Raka? Raka melakukan hal ini?”

“Pakdhe. Takut Pakdhe.” Zakiyah langsung menangis dan memeluk Farhan.

“Pakdhe, tadi Shaka sempaty mengancam kami.” Farhan tampak meneteskan air mata. Dia tak berkomentar apapun terkait masalah ini.

“Ya sudah. Rani, kamu di sini saja ya. Zakiya juga. Sementara jangan kemana-mana dulu.”

“Pakdhe, mau kemana?”

“Pakdhe harus dinas. Jaga diri kalian baik-baik.”

“Pakdhe, aku takut Pakdhe.” Farhan langsung saja memeluk gadis mungil itu. Dia tersenyum dan memastikan tak ada apa-apa yang akan terjadi.

“Kalian di sini saja. Yang nurut sama Budhe. Kalian gak bakal kenapa-napa. Shaka tidak akan pernah berani mengganggu kalian setelah ini. Dia hanya mengancam saat memang ada sesuatu yang harus dia lakukan.” Mereka hanya terdiam dan langsungb saja masuk.

Farhan terdiam dan seharian begitu kepikiran. Dia kepikiran dengan ulah Shaka yang begitu nekat. Apakah ini sinyal jika dia ingin minta tolong? Apa ini sinyal dari Shaka, jika dia butuh bantuan? Semalam, Shaka datang menemuinya. Dia ingin meminta tolong dan kondisinya sangat emosional. Farhan tak mau. Pasti semua bakal berdampak buruk ke depannya. Tapi, siapa sangka jika Shaka berani mengancam kedua keponakan yang sekarang ada dalam perawatannya.

Seharian dia tak bisa fokus. Dia masih kepikiran terkait Shaka. Bagaimana kondisi Shaka saat ini? Bagaimana adiknya Sakinah? Mereka kan sebentar lagi harus masuk jenjang yang lebih tinggi. Lalu mereka harus ditimpa masalah seperti sekarang ini.

***

Di rumah sakit saat menjelang sore. Shaka kali ini bersiap keluar. Dia harus pergi ke desa Wanarandu. Bukan tanpa alasan dia pergi ke desa itu. Desa yang selama ini menjadi tempat tinggalnya harus dia kunjungi. Dia harus melihat bagaimana respon warga setelah video itu viral.

“Kak Shaka, mau kemana, Kak?”

“Aku harus pergi. Aku harus pergi ke suatu tempat.”

“Kak, tolong jawab yang bener. Kamu mau kemana? Kau mau meninggalkan aku dan Bunda di sini? Lalu kalo ada apa-apa sama Bunda, aku harus apa Kak? Aku gak tau apa yang harus aku lakukan.” Sakinah tampak meneteskan air mata. Tadi pagi, dia harus ditinggal seorang diri. Kali ini, apakah dia harus ditingal seorang diri untuk menemani sang Ibu?

“Sakinah, aku akan baik-baik saja. Aku akan kembali nanti. Ini gak bakal lama.” Shaka sebenarnya berat jika harus meninggalkan kedua perempuan yang dia sayangi. Tapi, ini harus dia lakukan. Semua harus dia lakukan demi menjaga martabat dan kehormatan dari kedua orang yang berharga darinya.

“Kak, jangan kemana-mana Kak. Bunda pasti nanyain kamu. Bunda selalu nanyain Kak Shaka. Bunda sekarang butuh bantuan Kak Shaka. Kami butuh kamu di sini, Kak.”

“Sakinah, aku tau usia kamu baru 12 tahun. Tapi kamu sudah sangat dewasa. Kamu sudah sangat bisa melakukan semuanya. Aku percaya sama kamu.” Shaka akhrnya pergi. Sakinah langsung saja mengejar Shaka, tapi semua itu sia-sia. Shaka tak bisa dikejar. Kencang sekali larinya sang kakak.

Sakinah tampak begitu khawatir dengan apa yang akan terjadi. Tapi dia berusaha agar bisa mengendalikan diri sepertui yangb pernahb Farhan ajarkan. Dia tampak tersenyum walaupun sama sekali taik bisa menyembunyikan kegelisahan yang ada di wajahnya.

Tak lama, Farhan datang beserta istri dan dua keponakannya. Terlihat jika Sakinah seorang diri menjaga Aina. Kondisi Aina begitu lemas di tempat perawatan.

“Paklek.” Sakinah langsung saja menangis di pelukan Farhan. Farhan sendir tak bisa mencegah Sakinah menangis. Dia tau jika Sakinah kali ini harus menghadapi masalah yang sangat sulit.

“Sakinah, mana ayah kamu?”

“Ayah sudah pergi. Dia sudah pergi bersama pacarnya, dia sudah gak lagi sayang sama kami.” Semua orang menoleh dengan teriakan dari Sakinah.

“Sakinah, jaga suara kamu. Ini rumah sakit.”

“Aku gak akan pernah mau dia kembali. Dia sudah jahat sama kami. Dia sudah jahat sama aku juga Kak Shaka. Dia juga membuat Bunda sering menangis.”

“Sakinah.”

“Nduk, mana kakak kamu?”


Judul: ketika ayah menari bahagia di atas penderitaan kami (air mata dibalas air mata)

Penulis: ZainurRifky97 

Platform: KBM app.

Kamis, 10 Juni 2021

Catatan kecilku.

 Hai, izinkan aku bercerita tentang sesuatu.

Tentang relawan. Relawan yang berperan dalam proses berkembangnya komunitas masyarakat. Banyak dari mereka mewakafkan dirinya untuk umat manusia. Mendampingi warga korban bencana. Membersamai warga mualaf. Juga membersamai usaha kecil menengah. Sebenarnya banyak sekali relawan kemanusiaan yang menginspirasi diriku ini. Mungkin aku masih melihat banyak kerikil kecil dalam jalan ku kesana. Tapi, perlu diingat adalah niatnya menjadi relawan itu apa? Jadi super Hero kah? Numpang eksis kah? Atau benar-benar karena dari hati melihat lingkungan sekitar? Apa memang peduli? Atau niatnya karena apa? Itu yang harus dijawab oleh diri ini.

Jumat, 21 Mei 2021

Penyesalan sang pecandu narkoba.

 Maulana namanya. Dia bekerja sebagai cleaning service disebuah kantor pemerintahan. Sebelum bekerja di kantor tersebut, Maulana sudah beberapa kali berpindah-pindah tempat. Maulana sudah 3 bulan bekerja di tempat tersebut. Gaji yang dia peroleh mungkin tidak besar baginya. Namun cukup untuk dipakai untuk keperluan kebutuhan sehari-hari.

Ada kebiasaan buruk yang melekat pada diri Maulana. Sejak beberapa bulan lalu, dia kecanduan narkoba. Berawal dari sekedar coba-coba karena dapat tawaran dari salah seorang temannya. Dari situlah dia mulai ketagihan dengan barang haram tersebut.

Apapun caranya dia harus mendapatkan barang haram tersebut. Mulai beli dari teman-temannya ataupun membeli dari pengedar-pengedar lain. Maulana harus menyisihkan uang dari gajinya untuk membeli barang itu. Begitulah yang Maulana alami. Semenjak dia mengenal barang haram itu dia tidak bisa memakai gajinya secara utuh untuk kebutuhan hidup sehari-hari.

Suatu hari, Maulana bertemu dengan salah seorang temannya. Temannya itu mengajaknya untuk mengkonsumsi narkoba. Sebelum mengkonsumsinya mereka akan membeli barang haram tersebut.

“Maulana, konsumsi yuk.”

“yuk dapat barang dari mana?”

“kita beli dulu yuk. Aku ada kenalan kurir barang itu. Ini mau ketemu untuk ngambil barang.”

“okelah aku ikut”

“ok entar kita bagi separuh. Entar kamu bayar ke aku setengah harga aja.”

“iya”

Maulana dan temannya langsung pergi menuju lokasi yang dituju. Tanpa sadar mereka sedang diincar oleh pihak kepolisian. Ketika mereka sampai di lokasi yang dituju mereka langsung digerebek ketika serah terima barang haram tersebut. Dia langsung digelandang ke kantor polisi untuk dimintai keterangan tentang transaksi barang haram tersebut.

Setelah menjalani serangkaian pemeriksaan termasuk tes urin dan tes yang lain, Maulana positif sebagai pamakai narkoba. Dia diproses secara hokum dan langsung ditetapkan sebagai tersangka penyalahgunaan obat-obatan. Maulana ditahan untuk kepentingan persidangan. Setelah menjalani beberapa kali mengikuti sidang yang melelahkan, Maulana akhirnya dijatuhi hukuman penjara dan rehabilitasi narkoba.

Setelah mendapatkan vonis dari pengadilan, Maulana merasa bersalah berkenalan dengan barang haram tersebut. Karena barang itu dia tidak bisa berkumpul dengan orang-orang yang dia sayangi karena harus menjalani masa pidana dan rehabilitasi narkoba.

Awal-awal dia masuk masa pembinaan di LAPAS Maulana merasa gelisah karena tidak ada barang haram tersebut di dekatnya. Dia merasa ingin sekali mengkonsumsi barang haram tersebut. Hal itu dia alami selama beberapa bulan. Maulana akhirnya mulai berpikir “sampai kapan aku seperti ini. Aku harus menyibukkan diri agar aku bisa lepas dari kecanduanku ini.” Setelah saat itu Maulana selalu menyibukkan diri dengan kegiatan-kegiatan yang positif.

Maulana aktif mengikuti program pembinaan yang ada di LAPAS. Mulai pembinaan rohani, keterampilan hingga bimbingan kemasyarakatan. Maulana juga taat terhadap aturan yang ada di LAPAS. Hubungan dengan warga binaan lain juga terjalin dengan baik. Hubungan dengan petugas dan pegawai yang ada di LAPAS juga terjalin baik dan sangat akrab. Maulana juga ikut bergotong royong dan bekerja sama selama masa pembinaan. Maulana dikenal patuh, opan dan ramah oleh warga LAPAS maupun petugas dan pegawai LAPAS.

Karena itulah maulana mendapat remisi 2,5 bulan dari pihak LAPAS. Tidak hanya itu saja, Maulana juga mendapatkan bebas bersyarat karena sikapnya selama menjalani masa pembinaan. Dia sangat senang mendapatkan kabar itu. Dia bisa berkumpul kembali bersama keluarganya dan bisa kembali bekerja seperti semula. Setelah Maulana bebas, Maulana bekerja di tempat pencucian kendaraan bermotor. Kini Maulana sudah bisa beraktifitas seperti seperti sedia kala.

Senin, 03 Mei 2021

sebuah panggilan, sebuah makna.

 sebuah panggilan

masuk lewat android

panggilan yang menjadi

ladang kebaikan,

ladang pahala,

dan ladangmu untuk mencari pengalaman.

panggilan kemanusiaan

yang membuatmu merasakan kepuasan dalam batinmu.

wahai dirimu

merasa terpanggil kah dirimu

ketika orang sekitarmu

saudara-saudarimu

dan orang di luar sana

tidak seberuntung dirimu.


lihatlah

cobalah membuka mata

juga membuka hati

sembari merenungkan

nikmat mana yang kau dustakan


duhai dirimu

aku selama ini berfikir

apa makna dari kehidupan ini

makna kehidupan

apakah hidup kita sudah bermakna?

jika sudah bermakna

apa makna hidup ini

untuk diri kita?


setiap insan

memiliki caranya sendiri

untuk memaknai hidupnya

aku pun yakin

kalian pun

memiliki cara sendiri

untuk memaknai hidupmu.

tetap maknai hidup kalian

dengan makna

yang kalian tetapkan

hidup ini hanya 1 kali

akan rugi

jika tidak dimaknai

dan tidak bermakna


salam dari saya

yang sedang mencari

makna dari kehidupan

Rifky

Minggu, 22 November 2020

Sajak sajak rindu.

 Aku ingat

Pertengahan tahun 2016

Saat kita

Pertama kali bertemu

Dengan status

Mahasiswa baru.

Suasana canggung.

Belum saling mengenal.

Aku ingat

Saat itu

Ada yang dengan malu-malu

Ada juga yang tidak tahu malu

Kita mulai saling mengenal.

Mengenal satu sama lain.

Hari demi hari berlalu

Tak terasa.

Persahabatan itu

Telah menjadi

Sebuah keluarga.

Aku tau

Persahabatan itu

Tak mulus.

Penuh rintangan

Penuh konflik

Hingga kesalahpahaman

Diantara kita semua.

Tetapi,

Itu membuat

Jalan kita

Menjadi lebih berwarna.

Suka duka itu.

Mewarnai perjalanan kita

Menjadi lebih indah.

Walaupun terpisah jarak

Akibat wabah yang merebak.

Aku harap

Silaturahmi kita

Tetap terjaga

Hingga kapanpun.

Kamis, 19 November 2020

Sebuah rindu


 Waktu berjalan begitu cepat.

Roda waktu

Berputar tanpa tahu

Apa yang terjadi di dalam

Kondisi seperti yang diinginkan

Aku masih ingat

Pertama kali

Aku menginjak kan kaki

Di tempat ini.

Roda waktu

Terus berputar.

Terus berjalan.

Kita

Mulai saling mengenal dan memahami.

Menjadi teman baik

Menjadi sahabat baik.

Memberikan semangat

Hingga

Memberikan kekuatan.

Walaupun

Banyak sekali halangan

Banyak sekali konflik.

Itu memperkaya warna.

Kita juga beragam.

Kita berbeda.

Kita tidak satu warna.

Aku senang bisa mengenal

Mengenal kalian

Mengenal karakter kalian.

Menjadi sebuah keluarga

Walaupun tidak sedarah.

Terimakasih sudah hadir

Dalam hidup ku

Terimakasih sudah

Memberikan warna baru

Dalam hidup ku.

Semoga Allah

Mengabulkan doa dan cita cita

Kita semua.

Semoga kita bisa bertemu

Suatu saat nanti.

Jumat, 10 Juli 2020

Mereka yang ditegarkan






Mereka yang ditegarkan
Mereka yang dikuatkan

Melihat keceriaan dari anak-anak, mungkin kalian merasa itu hal yang biasa. Sewajarnya anak yang berusia seperti mereka memiliki senyuman seperti itu.
Tapi, apakah kalian mengetahui sesuatu tentang mereka? Mereka mungkin bisa dikatakan anak-anak yang kurang beruntung. Anak-anak yang harus tinggal di sebuah tempat yang disebut Panti Asuhan
Iya, mereka anak panti asuhan. Diantara mereka bahkan tak tahu siapa dan dimana keluarganya. Tapi, nereka tetap saja bisa mengukir senyuman. Mereka sudah menganggap orang sekitarnya adalah keluarganya. Walaupun satu sama lain sebenarnya bukanlah saudara. Mereka juga tetap memberi senyuman kepada siapapun, memberi senyuman lewat karakter mereka dan kepolosan layaknya anak-anak.
Insya Allah, mereka calon orang-orang hebat
Insya Allah, mereka calon orang-orang luar biasa.
Bismillah dek. Baginda nabi pun juga yatim piatu seperti kalian. Jangan pernah berhenti bermimpi dan bercita-cita. Insya Allah semoga apapun cota-cita kalian terkabul aamiin.
Dari Saya yang masih bukan siapa-siapa.